Forjasida.id | Pertamina Power Indonesia sebagai dan Perum Perhutani bersinergi mendorong percepatan pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia tahun 2030.
Proyek ini bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan
Baca Juga:
Peran Srikandi BUMN Pertamina Grup dalam Peringatan Hari Kartini 2024
Sinergi ini diwujudkan dalam penandatanganan Head of Agreement (HoA) Kerja Sama Pengembangan Proyek NBS oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dan Direktur Utama Perum Perhutani diwakili Direktur Operasi Natalas Anis Harjanto di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Kabupaten Bogor pada Senin (20/06).
Penandatangan HoA disaksikan oleh Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury, dan Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono.
Kerja sama ini diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Desember 2021 lalu, kemudian ditindaklanjuti dengan serangkaian pengerjaan Pra-Feasibility Study (FS) pada bulan Februari-Mei 2022, dan dilanjutkan audiensi dengan KLHK pada 7 Juni 2022 serta konsultasi regulasi melalui Focus Group Discussion dengan KLHK pada 15 Juni 2022 lalu.
Baca Juga:
Konsumsi Pertamax Series Naik 18,1 Persen Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024
Dalam arahannya, Pahala Nugraha Mansury menyampaikan bahwa Pembentukan perusahaan NBS dan kerja sama antara Perhutani dan Pertamina NRE ini merupakan satu dari inisiatif strategis Kementerian BUMN untuk mendukung dekarbonisasi, dengan adanya NBS kita berharap bisa menjaga lingkungan di sekitar kita.
Lebih lanjut Pahala juga menyampaikan Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia, dengan luasan hutan serta kekayaan dan keanekaragaman hayati yang dimiliki.
Indonesia didorong untuk menurunkan emisi, dengan target sampai dengan 29% dalam waktu 10 tahun di 2030 nantinya.